BRI Liga 1: Bruno Cantanhede Dikritik Bobotoh
midatlanticsoccer

BRI Liga 1: Bruno Cantanhede Dikritik Bobotoh

BRI Liga 1: Bruno Cantanhede Dikritik Bobotoh – Penampilan penyerang asing Persib Bandung Bruno Cantanhede menjadi sorotan keduanya di media sosial.

Tak sedikit Bobotoh yang kecewa dengan penampilan penyerang asal Brasil itu usai Persib dipaksa bermain imbang oleh PSIS Semarang, Selasa (15/2/2022) malam di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.

Menanggapi banyaknya Boboth yang kecewa dengan Bruno Cantanhede, pelatih Persib Bandung Robert Alberts turun tangan. Menurutnya, hasil pertandingan melawan PSIS mengecewakan semua pihak.

BRI Liga 1: Bruno Cantanhede Dikritik Bobotoh

Pasalnya tak ada gol yang tercipta dari pasukannya, apalagi dua striker asing barunya. Tapi baginya penampilan Bruno bagus. https://hari88.com/

“Tapi saya rasa tidak perlu menjadi ahli sepak bola untuk menentukan apakah seorang striker bagus atau tidak berdasarkan gol yang dia cetak.”

“Kondisi di Persib Bandung berbeda dengan tim lain karena ekspektasi lebih tinggi di sini,” ujarnya. dikatakan. Robert, Rabu (16/2/2022) di Bali.

Robert Alberts mengakui jika bermain di tim dengan ekspektasi tinggi, intensitasnya juga akan lebih besar.

“Kami memilih Bruno karena dia adalah top skorer di Vietnam. Jadi tidak menutup kemungkinan juga menjadi top skorer di kejuaraan ini, karena kondisinya sangat mirip,” kata Robert.

“Jika Anda melihat Bruno bekerja dan beroperasi, saya akan memberi tahu Anda sedikit karena kemarin (sepak bola) membentur mistar lagi. Saya tidak tahu mengapa dia tidak bisa mencetak gol,” tambah manajer Belanda Persib.

Hal yang sama untuk David Da Silva

Hal yang sama, lanjut Robert, juga dialami oleh David da Silva yang bermain bagus namun sejauh ini kesulitan mencetak gol bersama Persib.

“Itulah mengapa kami mendatangkan dua penyerang ini, untuk meningkatkan performa tim di babak kedua.”

“Mereka telah menunjukkan keterampilan mereka tetapi mereka harus mencetak gol untuk memenangkan pertandingan. Ini adalah tugas mereka dan itu harus dilakukan,” kata Robert.

Sejauh ini, baik Bruno maupun David da Silva baru menyumbang satu gol sejak bergabung dengan Persib Bandung di putaran kedua Liga 1 musim ini.

Diharapkan kedua bomber asal Brazil ini akan terus menunjukkan skill menyerang yang tajam.

BRI Liga 1: Bali United berpeluang besar mempertahankan gelar juara

BRI Liga 1 sudah memasuki pekan ke-25, artinya musim 2021/2022 tinggal 10 laga lagi untuk menentukan tim mana yang berhak menyandang status juara Liga 1.

Arema FC masih memimpin klasemen BRI Liga 1 2021/2022 dengan 52 poin. Sementara itu, lima tim teratas seperti Persib Bandung dan Persebaya Surabaya gagal memperkecil ketertinggalan.

Kedua tim hanya bisa bermain imbang satu kali. Persebaya bermain imbang 3-3 melawan Persija Jakarta, sedangkan Persib hanya berbagi angka 0-0 melawan PSIS Semarang.

Tim mana pun masih bisa merangsek ke puncak klasemen hingga akhir musim. Bali United sendiri hanya terpaut satu poin dari Bhayangkara FC dan Arema FC yang bermain tadi malam.

Bali United memiliki peluang besar untuk mempertahankan gelar. Bali United sebenarnya memiliki banyak keunggulan di seri keempat.

Mereka bermain di rumah. Inilah salah satu faktor mengapa Bali United tak terkalahkan dalam enam laga di babak kedua BRI Liga 1.

Ketat

Manajer Bali United Stefano Teco Cugurra menyadari persaingan semakin ketat dan hampir berakhir.

“Sekarang kompetisi sudah mau berakhir. Tinggal 10 pertandingan lagi. Masih ada kemungkinan untuk menggeser tim di atas kami (Arema FC dan Bhayangkara FC). Selisih poin juga sedikit,” jelasnya.

Kebetulan di lima besar, Persib Bandung dan Bhayangkara FC disalip dengan kemenangan.

Hanya dua wakil Jawa Timur, Arema FC dan Persebaya Surabaya yang akan disusul Nadeo Arga Winata dkk.

“Kami belum bertemu Arema. Jika kami berhasil menang melawan mereka, mungkin kami akan melewatkan poin mereka,” jelas Teco. Melawan Arema dan Persebaya akan tampil di seri kelima.

5 gol terbaik

BRI Liga 1: Bruno Cantanhede Dikritik Bobotoh

Yang jelas saat ini tujuan Manajemen Bali United untuk Teco sudah tercapai. Targetnya bisa masuk lima besar dan kini Serdadu Tridatu berada di peringkat tiga klasemen sementara Liga 1 2021/2022.

Lima yang pertama sebenarnya ambigu. Bisa jadi Teco harus mempertahankan gelar setelah kesuksesan Bali United saat ini. Selain menghadapi Arema FC dan Persebaya Surabaya di seri kelima, Bali United masih menunggu lawan yang bisa memperumit masalah.

Minggu depan mereka akan menunggu PSIS Semarang. Mereka juga tidak bertemu Persipura Jayapura, Persiraja Banda Aceh, Persija Jakarta, Persik Kediri, Madura United, dan Persela Lamongan.

BRI Liga 1: Ikut Tokyo Verdy, Pratama Arhan Putus dari PSIS
midatlanticsoccer

BRI Liga 1: Ikut Tokyo Verdy, Pratama Arhan Putus dari PSIS

BRI Liga 1: Ikut Tokyo Verdy, Pratama Arhan Putus dari PSIS – Laga melawan Bali United bisa menjadi ajang perpisahan Pratama Arhan dengan PSIS Semarang. Bek berusia 20 tahun itu akan bergabung dengan klub Jepang Tokyo Verdy.

PSIS akan menghadapi Bali United pada pekan ke 26 BRI Liga 1 2021/2022 di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar pada 20 Februari 2022.

BRI Liga 1: Ikut Tokyo Verdy, Pratama Arhan Putus dari PSIS

Usai diresmikan oleh Tokyo Verdy, Pratama Arhan menerima video call dari Presiden PSSI Mochamad Iriawan pada Rabu (16/2/2022). Pemain timnas Indonesia itu mengatakan akan bermain melawan Bali United. premium303

“Mungkin pertandingan terakhir saya bersama PSIS adalah melawan Bali United,” kata Pratama Arhan dalam video call yang diposting Iriawan di akun Instagram miliknya, @mochamadiriawan84.

“Setelah itu, saya kembali ke Semarang dan Blora untuk berpamitan dengan keluarga sebelum berangkat ke Jakarta,” tambah Pratama Arhan.

Diterbitkan oleh Iwan Bule

Pratama Arhan akan menjalani serangkaian prosesi sebelum terbang ke Jepang. Cacing kidal akan dilepasliarkan oleh Iriawan pada 25 Februari 2022.

“Aku akan melepaskanmu di Jepang pada 25 Februari 2022. Nanti kalau aku ke Tokyo, aku akan mampir untuk menemuimu,” jelas Iwan Bule, namanya sahabat Iriawan.

“Sebelumnya pamit ke orang tua, Sungkem minta doanya lancar dan sukses. Saya senang dan bangga anak saya bisa bermain di negara orang lain,” katanya.

Tokyo Verdy menandatangani Arhan Primary untuk dua musim. Tim berjuluk Verdy ini mengikuti J2 League atau kasta kedua Liga Jepang.

BRI Liga 1 Tak Terkalahkan dalam 4 Laga, Performa Madura United Meningkat

Madura United mencatatkan peningkatan performa di seri keempat BRI Liga 1 2021/2022. Tim berjuluk Laskar Sape ini kerap tak terkalahkan dalam empat laga terakhir secara beruntun.

Namun, di sela-sela pertandingan, Madura United harus menunda dua pertandingan karena sejumlah pemainnya dinyatakan positif COVID-19. Di pekan ke-22 dan ke-24, mereka akan bertemu Persipura Jayapura (1/2/2022) dan Persija Jakarta (2/9/2022).

Menariknya, dua dari empat laga tersebut dimainkan Madura United tanpa kekuatan penuh akibat dampak COVID-19. Terakhir kali mereka memiliki skuat penuh adalah saat bertemu PSIS Semarang pada pekan 21 (28/1/2022).

“Terakhir kali kami bermain (full book) adalah 28 Januari. Sudah lebih dari 15 hari dan semua pemain di tim belum selesai.”

“Kami sudah menunggu beberapa pemain dengan sedikit kesulitan. posisi di klasemen,” kata Fabio Lefundes, manajer Madura United.

Terakhir, Madura United berhasil mengoleksi tiga poin di pekan ke-25 BRI Liga 1. Mereka menang tipis 1-0 atas Persiraja Banda Aceh di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Senin (14/2/2022) malam.

Dapatkan kecocokan

Laga ini seharusnya menjadi peluang bagi Madura United untuk mencetak banyak gol jika melihat fakta dari tim lawan.

Namun, Fabio Lefundes senang melihat timnya mampu mengumpulkan poin penuh karena dilanda badai COVID-19.

Fabio Lefundes mengatakan bahwa Persiraja adalah tim yang bagus. Bahkan, tim berjuluk Laskar Rencong ini menjadi penghuni peringkat terakhir.

Namun, mereka mampu menunjukkan stamina dalam pertandingan ini.

Persiraja sering menjadi sumber poin bagi tim lain di Liga 1 BRI. Maklum, konsistensi sangat sulit ditemukan.

Tim Aceh hanya mencatatkan 12 dari 25 poin sehingga mereka saat ini terkunci di posisi kiper.

Apresiasi untuk para pemain

Madura United saat ini berada di peringkat 11 klasemen sementara Liga 1 BRI. Mereka mengoleksi 29 poin dari total 23 pertandingan.

Laskar Sape Seringkali mereka masih memiliki dua pertandingan tertunda yang belum dimainkan.

“Saya selalu percaya, keyakinan itulah yang membawa kami memenangkan pertandingan. Keyakinan datang setiap hari.”

BRI Liga 1: Ikut Tokyo Verdy, Pratama Arhan Putus dari PSIS

“Dengan setiap latihan, para pemain pasti meningkatkan kepercayaan diri mereka. Kami datang untuk bermain dan beberapa pertandingan tetap tak terkalahkan,” katanya. Fabio.

“Dalam empat pertandingan terakhir kami bisa saja merebut delapan poin. Ini penting bagi kami. Selamat untuk semua pemain saya.”

“Mereka sudah bisa menjalankan instruksi yang saya inginkan di lapangan,” ujar manajer asal Brasil itu.

Persib Gusur Arema Puncaki Chart BRI Liga 1 Indonesia
midatlanticsoccer

Persib Gusur Arema Puncaki Chart BRI Liga 1 Indonesia

Persib Gusur Arema Puncaki Chart BRI Liga 1 Indonesia – Manajer Persib Bandung Robert Alberts tetap optimistis timnya akan berada di puncak Liga 1 BRI 2021/2022 yang kini diduduki Arema FC.

Singo Edan mengumpulkan 52 poin setelah 25 pertandingan, sedangkan Persib di peringkat keempat dengan 47 poin setelah 24 pertandingan. https://www.premium303.pro/

Selisih lima poin membuat manajer Belanda Persib yakin bisa mengejar ketertinggalan dari tim berjuluk Singo Edan, terutama Persib yang menjalani laga tunda melawan PSM Makassar.

Persib Gusur Arema Puncaki Chart BRI Liga 1 Indonesia

“Jadi masih dekat karena kami juga memiliki satu pertandingan tersisa. Tapi seperti yang saya katakan, itu juga tergantung pada hasil pertandingan lainnya,” kata Robert Alberts.

Bedanya, lanjut Robert, saat melihat pertandingan antara Persita Tangerang melawan Arema FC, tim Kota Malang mampu memenangkan pertandingan dan mencetak gol.

Sementara itu, Persib Bandung gagal menang melawan PSIS Semarang pada Selasa (15/2/2022) malam. Padahal Persib seharusnya bisa mencetak tiga sampai empat gol.

“Itulah mengapa tim harus mencetak gol dan itulah kenyataannya. David dan Bruno harus mengisi peran itu dan mereka harus membuktikannya,” kata Robert.

Rotasi

Ditanya soal kemungkinan rotasi pada laga selanjutnya melawan Persipura Jayapura, Jumat (18/2/2022), pelatih berusia 67 tahun itu membenarkan adanya.

Alasan utamanya, jadwal yang cukup padat. Lebih sulit lagi karena hanya ada dua hari tersisa antara satu pertandingan dengan pertandingan lainnya.

“Jadi rotasi yang akan dilakukan tidak hanya dari segi taktik tetapi dari segi fisik.”

“Perlu masyarakat tahu satu hal, para pemain kembali ke hotel pada jam 1 tengah malam dengan keadaan lelah mereka makan jam 14 yang mana. tentu tidak sehat. . . ” kata Roberto.

“Setelah itu mereka harus tidur dan jelas tidak mudah untuk tidur jika tim seharusnya meraih hasil yang lebih baik.”

“Setelah itu, pada prinsipnya, mereka hanya punya satu hari untuk pulih dan mereka harus bermain lagi,” tambah Robert.

Situasi tidak normal

Semua tim merasakannya di liga musim ini karena para pemain bermain dalam situasi yang tidak normal.

“Saya juga sudah katakan sebelumnya dari sudut pandang medis bahwa saya tidak bisa langsung membawa pemain untuk berlatih atau bermain ketika dia dinyatakan negatif setelah terpapar COVID. Ini jelas sangat berbahaya dari sisi kondisi dan kesehatan pemain.” kata Roberto.

Robert mengaku selalu berlatih dengan tim medis klub ketika pemain kembali setelah melakukan beberapa tes dan mendengar keluhan dari pemain seperti kesulitan bernapas, ketegangan otot dan sakit kepala.

“Jadi kami pasti akan merotasi karena kami dipaksa untuk mengingat bahwa para pemain belum sepenuhnya pulih. Saya pikir semua orang akan mengerti bahwa ini adalah situasi yang tidak normal,” kata Robert.

Performa Turun di Liga 1 BRI, Persebaya Di Bawah Tekanan untuk Menang?

Performa Persebaya Surabaya di BRI Liga 1 sedang menurun. Mereka telah melalui empat pertandingan terakhir tanpa kemenangan.

Yang paling menyakitkan, mereka gagal menang dalam dua pertandingan terakhir mereka karena kebobolan gol di menit terakhir.

Yang pertama terjadi di pekan ke-24, saat mereka ditahan imbang 2-2 oleh Persela Lamongan (2/10/2022).

Baru-baru ini, mereka harus puas dengan satu poin tambahan saat mereka bermain imbang 3-3 melawan Persija Jakarta pada pekan ke-25 (14/2/2022).

Dalam empat laga terakhir, Persebaya meraih tiga hasil imbang dan sekali kalah. Artinya, hanya memperoleh tiga poin atau kalah sembilan poin.

Mereka memiliki peluang untuk mendominasi papan peringkat jika mereka berhasil memenangkan semua pertandingan itu.

Tim Bajul Ijo kini berada di peringkat kelima dengan 45 poin dari 25 pertandingan. Mereka tertinggal tujuh poin dari Arema FC di puncak klasemen dengan 52 poin.

Persib Gusur Arema Puncaki Chart BRI Liga 1 Indonesia

Lantas, apakah Persebaya kini berada di bawah tekanan untuk mencapai tangga juara?

“Tidak ada. Saya selalu mengatakan kepada para pemain bahwa itu bukan tekanan, tetapi tentu saja itu motivasi untuk menjadi yang terbaik dalam kompetisi. Kami juga memiliki kesempatan untuk berbuat lebih baik,” kata Aji Santoso, manajer Persebaya Surabaya.

“Artinya, kami bisa melakukan yang terbaik. Seharusnya bukan tekanan atau beban, tapi motivasi. Para pemain ini punya pengalaman di sepak bola,” tambah manajer Malang itu.

Garuda Agung: Para Pemain Yang Telah Membantu Membentuk Sepakbola Indonesia
midatlanticsoccer

Garuda Agung: Para Pemain Yang Telah Membantu Membentuk Sepakbola Indonesia

Garuda Agung: Para Pemain Yang Telah Membantu Membentuk Sepakbola Indonesia – Anda bisa melakukan perjalanan jauh dan luasnya Bumi tetapi berjuang untuk menemukan tempat yang lebih bersemangat oleh sepak bola daripada negara Asia Tenggara, di mana para pemain terbaik diidolakan dan harapan tetap tertumpuk di tim nasional.

Garuda secara otomatis lolos ke Piala Dunia FIFA 1938 di Prancis, tetapi tim harus menunggu hampir enam dekade sampai mereka maju ke turnamen besar lainnya, saat mencapai Piala Asia AFC 1996 di Uni Emirat Arab. hari88

Garuda Agung: Para Pemain Yang Telah Membantu Membentuk Sepakbola Indonesia

Sementara sisi dari usia akhir 30-an layak mendapatkan tempat mereka dalam sejarah, kami melihat sedikit lebih dekat ke zaman modern untuk menyoroti lima pemain yang telah membantu membentuk permainan indah di negara yang gila sepak bola.

Bambang Pamungkas – Sang Legenda

Nama Bambang Pamungkus memang identik dengan sepak bola Indonesia, dengan mantan striker negaranya adalah pemain yang paling banyak tampil dan pencetak gol terbanyak kedua. Diangkat sedemikian tinggi di tanah air, ia terpilih sebagai pembawa bendera Indonesia di Olimpiade 2012 di London.

Dalam karir selama dua dekade, Bambang menikmati tiga periode panjang bersama Persija Jakarta, di mana ia memenangkan dua gelar Liga 1 (2001 dan 2018) dan menjadi pencetak gol terbanyak mereka dengan lebih dari 200 gol, sebelum mengambil alih sebagai manajer setelah pensiun pada akhirnya. tahun 2019.

Pemain asli Semarang ini sempat dipinjamkan sebentar di Belanda pada tahun-tahun awalnya dan sukses bersama tim Selangor Malaysia antara 2005 dan 2007, ketika ia menyelesaikan treble divisi dua Liga Utama Malaysia, Piala Malaysia dan Piala FA.

Di kancah internasional, ia berkompetisi di Piala Asia AFC 2000, 2004 dan 2007, mencetak gol kemenangan melawan Bahrain di kandang sendiri di Stadion Gelora Bung Karno pada turnamen yang membuat Garuda nyaris lolos dari kualifikasi perempat final.

Sementara itu, di Piala AFF (Federasi Sepak Bola ASEAN), Bambang adalah runner-up tiga kali, finis sebagai pencetak gol terbanyak pada tahun 2002 dan termasuk dalam 10 penembak jitu terbaik sepanjang masa kompetisi.

Salah satu pemain paling terkenal di Asia Tenggara, tugas selanjutnya pemain berusia 39 tahun itu adalah mentransfer bakatnya yang luar biasa ke ruang istirahat. 

Ponaryo Astaman – The Milestone Man

Setelah mencetak gol penentu untuk mengamankan kemenangan perdananya di Piala Asia AFC, Ponaryo Astaman memastikan dirinya akan selamanya dicintai oleh para penggemar Garuda.

Indonesia tidak pernah menang pada tahun 1996 dan 2000, tetapi dalam pertandingan pembuka tahun 2004 melawan Qatar di Cina, Ponaryo melepaskan tembakan menakjubkan dari jarak jauh untuk membawa negaranya unggul dalam pertandingan yang berakhir 2-1.

Pada tahun yang sama, gelandang tersebut menjadi pencetak gol ketika PSM Makassar mengalahkan Hoang Anh Gia Lia 3-0 dari Vietnam di Liga Champions AFC untuk kemenangan pertama mereka di kompetisi tersebut, sementara dia juga memenangkan penghargaan Pemain Terbaik Indonesia.

Memang, 2004 adalah tahun yang luar biasa bagi pemain asli Balikpapan karena ia juga menjadi runner-up di Piala AFF dengan hasil terbaiknya bersama tim nasional.

Sementara Ponaryo adalah legenda klub di Makassar, ia mencapai kesuksesan terbesarnya di Sriwijaya, di mana ia merebut Piala Indonesia 2010, gelar papan atas Indonesia 2011-12 dan dua kali lolos ke babak sistem gugur Piala AFC.

Kurniawan Dwi Yulianto – The Teenage Prodigy

Bagian dari tim Indonesia U-19 yang berkompetisi di liga pemuda Italia selama satu musim di tahun 90-an, Kurniawan Dwi Yulianto unggul dan merupakan salah satu dari tiga pemain yang dipilih oleh raksasa Serie A Sampdoria untuk kembali bergabung dengan tim yunior mereka sendiri pada musim berikutnya.

Sementara hal-hal pada akhirnya tidak terwujud untuk anak muda di Sampdoria, dia memastikan kepindahan ke klub papan atas Swiss FC Luzern, di mana dia menjadi orang Indonesia pertama yang bermain, dan mencetak gol, di Piala Intertoto UEFA.

Dia kembali ke rumah setelah satu musim di Swiss, menjalani karir nomaden setelahnya. Meskipun dia bisa dibilang gagal mencapai ketinggian yang diharapkan darinya, ada sedikit keraguan tentang bakatnya, dengan mantan presiden Sampdoria Paolo Mantovani kemudian mengatakan:

“Kurniawan mungkin pemain terkuat dalam sejarah Indonesia. Pada awalnya, dia melakukan hal-hal yang sangat bagus dengan Sampdoria, tetapi kemudian dia mengalami beberapa masalah. Sangat disayangkan karena dia bisa melakukannya dengan sangat, sangat baik jika dia terus melakukan apa yang dia bisa lakukan dengan baik.”

Sebagai runner-up Piala AFF dua kali yang juga tampil di Piala Asia AFC 2000, Kurniawan mencetak lebih dari 30 gol untuk negaranya dengan kecepatan lebih dari satu gol setiap dua pertandingan antara 1995 dan 2005.

Boaz Solossa – Ikon Satu Klub

Putra kesayangan Persipura Jayapura, Boaz Solossa telah menghabiskan seluruh karirnya bersama tim Papua dan dengan lebih dari 200 gol ia sejauh ini menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa.

Berasal dari Papua, Boaz telah mencetak gol untuk klub provinsi asalnya sejak 2004, dengan periode tersuksesnya terjadi antara 2008 dan 2013 ketika Persipura memenangkan tiga gelar liga teratas dan dia meraih penghargaan pencetak gol terbanyak di setiap kesempatan.

Namun, gol Boaz tidak terbatas hanya di kancah domestik, dengan penembak jitu produktif mencetak gol secara teratur dalam tiga kampanye Piala AFC, terutama dalam membantu Persipura ke semifinal Piala AFC 2014.

Secara internasional, prestasi terbaik sang penyerang datang dengan selisih 12 tahun, membantu Garuda finis sebagai runner-up Piala AFF 2004 dan 2016; namun, ia terpaksa absen di Piala Asia AFC 2007 di kandang karena cedera.

Pada usia 34, Boaz mendekati senja karirnya tetapi fans Persipura akan berharap kapten klub mereka memiliki lebih banyak gol tersisa dalam dirinya sebelum gantung sepatu. 

Firman Utina – Kolektor Piala

Pemain Paling Berharga di Piala AFF 2010, Firman Utina memenangkan trofi bersama empat klub berbeda selama karirnya yang panjang dan sukses di tanah air.

Garuda Agung: Para Pemain Yang Telah Membantu Membentuk Sepakbola Indonesia

Gelandang bertahan ini meraih gelar Piala Indonesia berturut-turut pada pertengahan 2000-an, sebelum memenangkan gelar liga papan atas pertamanya bersama Sriwijaya pada 2012.

Dalam dua tahun bersama Persib Bandung, Firman membantu mengamankan gelar liga domestik pertama raksasa Indonesia dalam hampir dua dekade, sementara ia memenangkan medali juara liga ketiganya pada tahun 2017 dengan membantu Bhayangkara mengamankan gelar liga domestik perdananya.

Bagian dari skuad Piala Asia AFC 2007 Indonesia, tahun terbaik Firman bersama Garuda terjadi pada 2010 ketika ia menjadi runner-up di Piala AFF, mencetak sepasang gol langka untuk negaranya dan dinobatkan sebagai MVP turnamen. Sekarang berusia 38 tahun, Firman pensiun pada akhir 2018 setelah semusim bersama tim yang berbasis di Kalimantan, Kalteng Putra.

Klub Sepak Bola Terpopuler Di Indonesia
midatlanticsoccer

Klub Sepak Bola Terpopuler Di Indonesia

Klub Sepak Bola Terpopuler Di Indonesia – Beberapa tempat di dunia dapat menandingi hasrat akan sepak bola yang dipegang oleh para penggemar di Indonesia, di mana stadion secara teratur dipadati langit-langit untuk menyemangati tim papan atas negara Asia Tenggara itu.

Dibawah ini merupakan lima tim yang paling popular di Indonesia:

Klub Sepak Bola Terpopuler Di Indonesia

Persija Jakarta

Raksasa permainan Indonesia, Persija Jakarta adalah salah satu klub terbesar dan terpopuler di Asia Tenggara dan para penggemarnya secara rutin memenuhi Stadion Gelora Bung Karno yang ikonik untuk menciptakan suasana seperti beberapa venue lain di dunia. Secara historis, mereka adalah tim paling sukses di negaranya dengan 11 gelar liga nasional atas nama mereka. https://3.79.236.213/

Hanya dua dari gelar itu, bagaimanapun, telah datang sejak pergantian milenium dengan kesuksesan di tahun 2001 yang akhirnya memecahkan kekeringan selama 22 tahun. Tim ibu kota kemudian harus menunggu 17 tahun lagi sebelum dinobatkan sebagai juara pada tahun 2018 saat mereka membawa PSM Makassar ke posisi teratas hanya dengan satu poin dan penggemar “Jakmania” mereka berbaris di jalan-jalan Jakarta untuk merayakannya.

Keberhasilan itu sangat membantu mengangkat status Persija di benua itu karena tahun berikutnya mereka melakukan debut Piala AFC dalam kampanye yang membuat mereka dua kali memecahkan rekor kehadiran turnamen. Sebanyak 62.198 penggemar datang untuk menyaksikan pertandingan leg kedua semifinal Zona ASEAN melawan Home United, tetapi kecewa karena klub Singapura itu mengakhiri mimpinya.

Putra sepak bola favorit Indonesia Bambang Pamungkas adalah legenda klub yang menghabiskan sebagian besar karirnya bersama tim dan menjadi bagian dari dua tim peraih gelar, sementara Ismed Sofyan terus berprestasi setelah hampir dua dekade bersama Persija.

Penjaga gawang Andritany Ardhiyasa adalah pelayan setia dan populer lainnya, sementara striker Kroasia yang karismatik Marko Simic telah menemukan rumah yang jauh dari rumah di Jakarta dan dipuja oleh para pendukung Persija.

Persib Bandung

Persib Bandung membentuk setengah dari persaingan terbesar dalam sepak bola Indonesia dengan pertemuan mereka melawan Persija sering disebut sebagai Derby Indonesia Lama atau El Superclásico Indonesia sejak tahun 1930-an. Sisi Jawa membanggakan tujuh gelar liga atas nama mereka, dengan pertengahan 90-an sisa periode paling sukses mereka sejak dibentuk pada tahun 1933.

Baru-baru ini, kampanye 2014 adalah terakhir kalinya Persib dinobatkan sebagai raja negara mereka ketika kemenangan adu penalti atas Persipura Jayapura memastikan momen paling berkesan mereka di zaman modern dan mengakhiri kemarau 19 tahun sejak mereka menjadi juara terakhir Indonesia pada tahun 1994- 95.

Di Benua, Persib tampil di Kejuaraan Klub Asia 1995, mencapai babak penyisihan grup Asia Timur, sebelum membuat satu-satunya penampilan Piala AFC mereka di 2015. Kampanye terakhir adalah perjalanan yang mengesankan dengan tim yang memuncaki grup mereka tak terkalahkan sebelum gagal melawan Hong. Kong’s Kitchee SC di Babak 16 Besar.

Dalam taruhan popularitas, hanya sedikit yang bisa menyaingi Atep Rizal, yang membuat lebih dari 200 penampilan untuk Persib selama 10 tahun setelah bergabung dari Persija. Robby Darwis adalah bagian integral dari tim sukses tahun 90-an dan kemudian mengelola klub sementara Djadjang Nurdjaman memenangkan gelar sebagai pemain dan membimbing mereka ke kejuaraan terakhir sebagai manajer pada tahun 2014. Bintang global terbesar yang pernah bermain di Indonesia, Michael Essien, juga menghabiskan satu tahun bersama Persib.

Arema FC

Mereka mungkin tidak membanggakan sejarah Persija dan Persib, tetapi Arema menikmati banyak kesuksesan sejak dibentuk di akhir tahun 80-an. Memang, dua gelar liga tim Malang, berturut-turut Piala Indonesia (kompetisi Piala utama negara) dan sepasang Piala Presiden menunjukkan hasil yang baik karena mereka telah mengukuhkan diri sebagai salah satu tim terbesar di negara ini.

Arema pertama kali merasakan kejayaan liga pada 1992-93, tetapi 10 tahun dari 2005 yang membuktikan kesuksesan mereka saat mereka memenangkan Piala Indonesia tahun itu dan mempertahankan gelar mereka setahun kemudian.

Juara Indonesia sekali lagi pada tahun 2010, mereka kemudian menjadi runner-up pada tahun 2011 dan 2013 meskipun dalam beberapa tahun terakhir finis di papan tengah lebih menjadi norma.

Salah satu dari enam tim Indonesia yang tampil di Liga Champions AFC, Arema adalah wakil negara terbaru saat mereka berpartisipasi di babak grup 2011 dan meraih hasil imbang yang terkenal melawan Shandong Luneng dari PR China. Mereka juga salah satu dari hanya tiga tim dari negara yang mencapai perempat final Piala AFC, ketika mereka melakukannya pada tahun 2012.

Aji Santoso adalah bagian dari kesuksesan awal Arema, dengan bek di sisi yang mengklaim gelar liga perdananya pada tahun 1993 sementara legenda Singapura Noh Alam Shah termasuk di antara gol-gol saat mereka meraih gelar juara liga kedua mereka. Belakangan ini, pemain internasional Indonesia kelahiran Uruguay, Christian Gonzales terbukti menjadi hit dengan para penggemar selama empat musim yang sarat gol.

Persebaya Surabaya

Saingan hebat Arema, Persebaya Surabaya duduk di urutan keempat dalam daftar gelar liga Indonesia, dengan enam nama mereka serta 10 runner-up. Salah satu tim tertua di negara ini, mereka dinobatkan sebagai juara pertama pada tahun 50-an dan terakhir pada tahun 2004.

Klub dari kota terbesar kedua di Indonesia ini juga memenangkan gelar liga di tahun 70-an, 80-an dan 90-an dan, meski sudah beberapa lama sejak mereka terakhir kali dinobatkan sebagai juara negara mereka, finis di posisi kedua di belakang Bali United pada 2019 mungkin mengisyaratkan hal-hal yang lebih baik akan datang.

Di Benua Eropa, Persebaya adalah bagian dari Kejuaraan Klub Asia 1997-98 tetapi jatuh di babak pertama, sebelum tampil di Liga Champions AFC 2005, di mana puncaknya adalah kemenangan 1-0 atas tim Vietnam Binh Dinh.

Baik Yusuf Ekodono dan Bejo Sugiantoro menikmati karir yang panjang dan bermanfaat bersama Persebaya, memenangi gelar liga pada tahun 1997, sementara pemain Brazil Jacksen Tiago menjadi pencetak gol secara reguler selama dua periode di Surabaya dan kemudian ia berhasil meraih gelar 2004. Bek tengah Garuda Hansamu Yama, sementara itu, adalah salah satu bintang dari para pemain saat ini.

Persipura Jayapura

Tim tersukses di Indonesia sejak pergantian milenium, Persipura Jayapura dinobatkan sebagai juara negaranya sebanyak empat kali sejak tahun 2005 dengan raihan trofi tersebut dalam kurun waktu 10 tahun di mana mereka juga tiga kali finis sebagai runner-up. Sementara itu, tidak ada tim dari negara ini yang mendekati final klub Continental.

Meski sudah berdiri puluhan tahun sebelumnya, baru setelah tahun 2000 Persipura benar-benar memantapkan diri di antara para pemain besar dalam permainan Indonesia. Tetapi tim paling timur Liga 1 yang markasnya di pulau Papua memastikan salah satu perjalanan paling sulit bagi tim tamu tidak berusaha untuk mengganti waktu yang hilang sejak itu.

Mereka telah tampil di Liga Champions AFC (pada tahun 2010) tetapi di Piala AFC di mana mereka telah membuat terobosan terbesar, mencapai perempat final pada debut mereka pada tahun 2011 dan babak 16 besar pada tahun 2015.

Klub Sepak Bola Terpopuler Di Indonesia

Sementara itu, pada tahun 2014, mereka menghasilkan lari yang luar biasa ke semifinal, menyingkirkan pemegang Kuwait SC di delapan besar sebelum eliminasi di tangan pemenang akhirnya Qadsia SC.

Tidak ada nama sepakbola yang lebih besar di Jayapura daripada legenda klub Boaz Solossa. Pemain internasional Indonesia telah menghabiskan hampir seluruh karirnya di Persipura, adalah pencetak gol terbanyak sepanjang masa mereka dan merupakan bagian dari keempat kampanye perebutan gelar mereka.

Eduard Ivakdalam membuat lebih dari 200 penampilan untuk tim, memenangkan dua kejuaraan liga, sementara Todd Rivaldo Ferre adalah harapan cerah untuk masa depan.

Industri Sepak Bola Adalah Suatu Keharusan
midatlanticsoccer

Industri Sepak Bola Adalah Suatu Keharusan

Industri Sepak Bola Adalah Suatu Keharusan – Lebih dari setengah abad PSSI, otoritas sepak bola Indonesia, telah bangkit ke cakrawala. Namun belakangan ini sepakbola Indonesia belum memberikan pergerakan yang nyata. Bahkan dalam 20 tahun terakhir tidak ada prestasi yang bisa dibanggakan.

Salah urus liga nasional, ketidakprofesionalan klub, kurangnya disiplin pemain, serta kekacauan organisasi sepak bola merupakan masalah utama yang menyebabkan sepak bola Indonesia tidak bisa menjadi pesaing kuat di Asia apalagi turnamen dunia.

Industri Sepak Bola Adalah Suatu Keharusan

Sepak bola industrialisasi di Indonesia adalah suatu keharusan sebagai jalan keluar dari masalah dan untuk membantunya lebih baik. www.mustangcontracting.com

Menurut pasal 2 (j) Undang-Undang Perselisihan Industrial 1947, Industri berarti setiap kegiatan sistematis yang dilakukan melalui kerja sama antara pemberi kerja dan pekerjanya untuk produksi, penyediaan atau distribusi barang atau jasa dengan maksud untuk memuaskan keinginan atau keinginan manusia.

Kemudian sepak bola adalah permainan kolektif yang dimainkan oleh dua tim; terdiri dari 11 pemain masing-masing dan mencoba membuat gol sebanyak mungkin. Singkatnya, industri sepak bola adalah kegiatan yang memiliki motif untuk mencari untung atau untung dari sepak bola dan aspek-aspeknya sebagai objek produksi.

Sepak bola sebagai olahraga massal dimainkan oleh banyak orang di setiap kelas, ras, dan negara. Di Indonesia sepak bola merupakan bagian terpenting dalam masyarakat. Ini menjadi topik tren di jejaring sosial, headline di koran dan agenda paling favorit di kafe.

Orang Indonesia memang terkenal tergila-gila pada sepakbola. Berdasarkan pernyataan Andibactiar Yusuf, komentator dan pembuat film sepakbola, pada Yokohama Football Film Festival 2011 bahwa 80% orang Indonesia mencintai sepak bola dan 20% di antaranya adalah pecinta berat.

Selain itu, di tengah pekan dan akhir pekan masyarakat Indonesia tak segan-segan menukar waktu tidurnya dengan menonton pertandingan sepak bola di televisi untuk mendukung tim kesayangannya atau timnas lain yang terpisah jauh dari rumahnya.

Realitas di atas menggambarkan sepak bola Indonesia memiliki dasar fanatisme yang luar biasa, tetapi tidak ada yang memanfaatkannya. Untuk itu, sepakbola Indonesia harus menjadi industri yang memanfaatkan segala potensi dan membawa sepakbola menuju era yang lebih baik.

Aspek awal yang menginspirasi industrialisasi dalam sepak bola adalah organisasi liga nasional yang baik. Inggris pada tahun 1991 memulai Liga Utama Inggris sebagai pintu masuk industri sepak bola mereka.

Dalam 20 tahun kemudian, ini menjadi liga paling menarik di dunia dengan sirkulasi uang terbesar di dalamnya. Konsep baru dalam pengelolaan Major League Soccer (MLS) di Amerika Serikat telah membawa sepak bola (US: soccer) sebagai olahraga paling progresif dalam 10 tahun terakhir yang terus meningkat, juga tumbuh menjadi olahraga favorit yang dimainkan oleh anak-anak.

Yang baru dimulai sejak 1993 atau setahun sebelum Amerika Serikat menggelar Piala Dunia ’94. MLS saat ini diminati oleh banyak pemain kelas dunia, seperti Juergen Klismann, David Beckham hingga Thierry Henry.

Manajemen liga yang baik akan memberikan banyak dampak bagi budaya sepak bola di tanah air termasuk sebagai tempat yang tepat untuk melahirkan pemain-pemain hebat. Hal ini disebabkan oleh persaingan yang kompetitif dan instrumen yang sangat baik, seperti jadwal, wasit, dan aturan, untuk mendukungnya.

Jepang, raja sepak bola Asia, meluncurkan liga sepak bola profesional (J-League) pada tahun 1992 yang diadopsi dari Galatama Indonesia. Saat ini, Jepang merupakan salah satu negara yang konsisten di Asia yang mengikuti Piala Dunia sebanyak 5 kali berturut-turut sejak tahun 1998 dan menobatkan Piala Asia sebanyak 4 kali.

Kualitas J-League yang tinggi juga membuat pemain Jepang bisa diekspor ke Serie-A Italia, Bundesliga, dan Liga BBVA Spanyol.

Setelah memiliki pemain-pemain bagus dari kompetisi tersebut, negara akan merasakan hasil kompetisi yang kompetitif ketika para pemain bersatu di timnas. Performa timnas menjadi barometer kualitas liga.

Jika para pemain liga bisa membawa negaranya sendiri meraih prestasi baik di benua atau turnamen dunia, maka tak diragukan lagi persaingannya adalah yang terbaik. Namun terkadang liga terbaik bukanlah jaminan bagi timnas terbaik.

Kualitas nomor satu Liga Utama Inggris tidak bisa menjadi jaminan atas performa timnas Inggris yang memuaskan di Piala EURO dan Piala Dunia. Terakhir kali Inggris bisa mencapai semifinal Piala Dunia dan Piala Euro UEFA pada 1991 dan 1996.

Bagi klub-klub sebagai kontestan liga, liga yang semakin kompetitif akan memberikan keuntungan bagi mereka untuk bersaing di turnamen beregu klub internasional. Siapa yang tak kenal Liga Champions Eropa (ECL)? Liga klub multi negara Eropa yang selalu memberikan pertandingan-pertandingan yang menghibur dan diadopsi oleh konfederasi lain.

Konsep ECL untuk mempersatukan para juara dari liga-liga Eropa dan bersaing menjadi raja Eropa membuat kompetisi ini selalu sukses menarik perhatian klub, penonton, dan tentunya sponsor.

Ini tidak hanya mencerminkan kekuatan klub tetapi juga menunjukkan kualitas liga. Liga paling terkenal, Liga Utama Inggris, adalah liga tersukses di ECL selama 10 tahun terakhir. Manchester United, Liverpool, Chelsea.

Industrialisasi akan memberikan dampak yang nyata bagi produksi one stop player. Regenerasi menjadi kebutuhan jika klub atau negara ingin mempertahankan supremasinya. Meski demikian, ini bukanlah cara yang mudah dan murah.

Barcelona dan akademi mudanya, La Masia, adalah kasus yang berharga. Akademi yang berdiri sejak 1979 dan mengalokasikan € 50 juta setahun ini terbukti sukses untuk Barcelona dan timnas Spanyol. Selain itu pemain juga sukses meraih prestasi individu. Misalnya, Lionel Messi meraih Ballon d’Or dua kali berturut-turut, 2009 dan 2010.

Berbicara tentang industri dalam sepakbola tidak lepas dari kemandirian klub, dalam hal ini kondisi keuangan. Klub adalah bagian utama dalam sepakbola. Klub memiliki beberapa komponen, seperti pemain, orang dalam manajemen, tim pelatih dan pendukung.

Semua komponen ini menyediakan klub sepak bola yang cocok untuk menjadi Korporasi Bisnis. Sayangnya hal tersebut tidak terjadi pada klub sepak bola di Indonesia. Klub divisi dua hingga Liga Super masih bergantung pada anggaran daerah dari pemerintah daerahnya dan membuat mereka terbiasa dengan masalah keuangan selama kompetisi berlangsung.

Sebenarnya industrialisasi dalam sepak bola adalah jalan keluar yang tepat untuk masalah ini, namun di negara yang memiliki jutaan pecinta sepak bola fanatik ini bukanlah cara yang mudah.

Klub dapat mandiri dari anggaran daerah (APBD) jika mereka dapat menggunakan seluruh kekuatan mereka sendiri sebagai sumber keuangan pertukaran untuk memperkaya uang mereka.

Pertama, klub bisa mengumpulkan uang dari sponsorship. Manchester United telah menggunakan kekuatan kaus mereka dan saudara mereka yang “berisik”, Manchester City, memanfaatkan nama stadion mereka untuk menarik banyak perusahaan.

Industri Sepak Bola Adalah Suatu Keharusan

Ada simbiosis mutualisme dalam contoh ini, yaitu membutuhkan uang untuk membiayai kebutuhan operasionalnya, dan perusahaan membutuhkan pengaruh klub untuk memperkenalkan dan memasarkan merek dan produknya ke seluruh dunia.

Cara tersebut bukan tidak mungkin diterapkan di Indonesia. Tidak ada yang bisa memungkiri pengaruh Persija Jakarta bagi masyarakat Jabodetabek dan Persib Bandung bagi masyarakat Jawa Barat.

Tim Nasional Sepak Bola U-19 Indonesia
midatlanticsoccer

Tim Nasional Sepak Bola U-19 Indonesia

Tim Nasional Sepak Bola U-19 Indonesia – Tim nasional sepak bola U-19 Indonesia (juga dikenal sebagai Merah Putih (Si Merah Putih) atau Indonesia U-19) mewakili Indonesia dalam kompetisi sepak bola internasional seperti Piala Asia AFC U-20, Kejuaraan Pemuda AFF U-19, dan lainnya.

Turnamen sepak bola internasional di bawah 19 tahun. Itu dikendalikan oleh Asosiasi Sepak Bola Indonesia. Timnya sendiri pernah menjuarai AFF U-19 Youth Championship 2013 dan AFC Youth Championship 1961.

Tim Nasional Sepak Bola U-19 Indonesia

Tim tersebut pernah memasuki Piala Dunia U-20 FIFA pada tahun 1979. Indonesia akan menjadi tuan rumahPiala Dunia U-20 FIFA 2023.

Sejarah

Kejuaraan Pemuda AFC 1961

Gelar juara bersama timnas U-19 Indonesia bersama Burma (kini Myanmar) pada 1961. Saat itu, dipastikan hanya 10 tim yang dibagi menjadi dua grup. https://www.mustangcontracting.com/

Indonesia berada di Grup A bersama Korea Selatan, Vietnam, Singapura dan Jepang. Tapi, di final, tim Toni Pogačnik bermain imbang 0-0 dengan Burma. Alhasil, kedua negara ini dinobatkan sebagai juara bersama.

Kejuaraan Pemuda Dunia FIFA 1979

Tim Indonesia U-19 lolos ke Kejuaraan Pemuda Dunia FIFA 1979 di Jepang. Itu adalah penampilan turnamen FIFA pertama di Indonesia sejak kemerdekaannya pada tahun 1945, setelah bermain di bawah nama kolonial Hindia Belanda di Piala Dunia senior tahun 1938.

Indonesia ditarik ke Grup B, dengan favorit Argentina, Polandia, dan Yugoslavia. Termasuk dalam skuad Argentina adalah kapten senior pemenang Piala Dunia Diego Maradona. Tim senior telah memenangkan Piala Dunia senior yang tahun sebelumnya.

Tim yang dilatih oleh Soetjipto Soentoro ini memainkan Kejuaraan Pemuda AFC 1978 di Bangladesh. Saat itu, hanya finalis yang lolos ke Kejuaraan Dunia Remaja. Indonesia berhasil lolos ke babak perempat final sebagai runner up Grup A dengan dua kemenangan dan satu kekalahan. Di tahap itu, Indonesia kalah dari Korea Utara.

Finalisnya adalah Korea Selatan dan Irak. Namun, Irak mundur dari Kejuaraan Pemuda Dunia. Begitu pula saat ditawarkan kuota ke Korut dan Kuwait sebagai semifinalis, mereka menolak peluang tersebut.

Tempat tersebut kemudian lolos ke perempat finalis yang tereliminasi. Adapun Irak dan Kuwait, tiga dari empat perempat finalis: Iran, Arab Saudi, dan Bahrain juga menolak untuk berpartisipasi. Indonesia sebagai tim tersisa merebutnya.

Menghadapi Argentina di pertandingan pertama, Indonesia kalah 5-0; Maradona mencetak dua gol. Dua pertandingan berikutnya juga berakhir dengan kekalahan telak, 6-0 dari Polandia dan 5-0 lagi untuk Yugoslavia.

Argentina dan Polandia lolos ke perempat final, dan yang pertama akan memenangkan kompetisi. Per 2018, ini merupakan penampilan terakhir Indonesia di turnamen FIFA di semua level dan kompetisi gender. Indonesia tidak pernah mencetak satu gol pun di dua kompetisi FIFA yang mereka ikuti.

Piala Dunia U-20 FIFA 2021

Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2021 setelah dianugerahi turnamen tersebut sebagai favorit atas Peru dan Brasil. Tim Indonesia U-19 otomatis lolos sebagai tuan rumah.

Tim Nasional Sepak Bola U-19 Indonesia

Liputan Media

Pertandingan persahabatan tim Indonesia saat ini disiarkan oleh iklan gratis Indika, NET. (mulai 2020), jaringan televisi publik TVRI, dan jaringan multi-platform premium Djarum Media Mola TV, hingga 2022.

Komersial MNC Media juga menampilkan tim nasional tetapi dari 2020 hingga 2024, MNC hanya meliput pertandingan tim nasional di turnamen final Kejuaraan Asia karena kontrak kemitraan hak siar MNC- Lagardère (hingga 2020) dan DDMC-Fortis (dari 2021). Berbeda dengan NET., TVRI, dan Mola TV, ketiga saluran tersebut membeli hak dari PSSI saja.

Dampak Pandemi Virus Corna Terhadap PSSI
midatlanticsoccer

Dampak Pandemi Virus Corona Terhadap PSSI

Dampak Pandemi Virus Corna Terhadap PSSI – Pandemi corona COVID-19 yang melanda seantero dunia menghantam berbagai sendi-sendi kehidupan manusia. Resesi ekonomi global tak bisa dihindari. Industri sepak bola, salah satu elemen yang ikut terkena imbas wabah penyakit yang mematikan ini. Sepak bola Indonesia ikutan ambruk gara-gara penyebaran virus yang tak terkendali.

Hampir semua event-event sepak bola berhenti total. Mulai dari kompetisi profesional di banyak negara hingga laga-laga resmi internasional gawean FIFA. slot gacor

Dampak nyata dari penghentian perputaran uang industri bal-balan ikut mati. Klub-klub kaya Premier League, La Liga, Serie A, ramai-ramai menggergaji gaji para pemainnya agar terhindar dari kebangkrutan.

Sepak bola Indonesia ikut terseret dalam pusara krisis. Kompetisi kasta elite Shopee Liga 2020 dan kompetisi turunannya Liga 2 berhenti total. Padahal, klub-klub baru menjalani pertandingan dalam hitungan jari kecil. americandreamdrivein.com

PSSI sebagai induk semang sepak bola di negara kita bereaksi cepat.

PSSI telah menerbitkan putusan terkait kompetisi musim 2020 di tengah pandemi virus corona. Kompetisi itu sendiri meliputi Liga 1 dan Liga 2 2020.

Dampak Pandemi Virus Corona Terhadap PSSI

Dalam salinan surat PSSI yang diterima, terdapat enam butir putusan. Surat tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan.

Salah satu putusan yang menarik perhatian adalah, tidak tertutup kemungkinan PSSI menghentikan kompetisi secara total. Ini akan dilakukan jika status darurat COVID-19 masih diperpanjang oleh pemerintah melebihi 29 Mei 2020.

Jika kurang dari itu, PSSI memerintahkan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi untuk kembali menjalankan liga.

“Statusnya force majeure, dalam arti ikut tanggap darurat virus corona (COVID-19) dari Pemerintah Republik Indonesia sampai tanggal 29 Mei 2020. Jika Pemerintah RI memperpanjang tanggap darurat maka kompetisi diberhentikan,” demikian bunyi petikan surat itu.

“Namun jika tanggap darurat tidak diperpanjang kompetisi dijalankan pada 1 Juli 2020,” tambah surat tersebut tertanggal 27 Mei 2020. Sebagai informasi, PSSI telah menghentikan kompetisi sejak 16 Maret lalu.

Awalnya, penghentian kompetisi dilakukan selama dua pekan, namun diubah hingga waktu yang belum ditentukan.

“Hal-hal terkait teknis termasuk namun tidak terbatas pada penjadwalan, sistem dan format kompetisi, kewajiban klub terhadap pihak ketiga, sistem promosi dan degradasi, akan diatur kemudian dalam Surat Keputusan yang terpisah,” tulis PSSI dalam suratnya.

“Surat Keputusan ini mulai berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini, maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.”

Keputusan yang pastinya menohok bagi klub-klub peserta, yang bertahan hidup dan memutar rumah tangga organisasi dari berputarnya kompetisi.

Sebelumnya PSSI juga menginstruksikan, klub peserta Liga 1 dan Liga 2 dapat melakukan perubahan kontrak kerja yang disepakati antara klub dan pemain, pelatih serta ofisial atas kewajiban pembayaran gaji di bulan Maret-Juni 2020 yang akan dibayarkan maksimal 25 persen dari kewajiban yang tertera di dalam kontrak kerja.

Surat itu dimaknai berbeda-beda oleh petinggi klub. Pemotongan gaji bervariasi. Ada klub yang ekstrem macam Persita Tangerang yang hanya mau membayarkan 10 persen gaji ke para pemain dan ofisial tim.

Pemain yang jadi korban bergolak. Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI)  yang merasa tidak dilibatkan PSSI dalam perumusan keputusan pemotongan gaji protes keras. Organisasi yang dipimpin Firman Utina kemudian meminta bantuan FIPro, organisasi internasional yang mewadahi pesepak bola. FIPro langsung menyurati PSSI, mempertanyakan kenapa mereka tidak melibatkan APPI.

Pengurus teras PSSI gusar dengan situasi ini. Salah satu anggota Komite Eksekutif PSSI, Yoyok Sukawi, yang juga berstatus pemilik klub PSIS Semarang melontarkan kalimat nyinyir soal protes pemain berkaitan pengurangan gaji.

Pria yang juga berstatus anggota DPR RI itu berujar pemain semestinya tak boleh protes. Gaji yang mereka terima setelah dipotong masih bisa dipakai buat hidup, di atas rata-rata kebanyakan orang Indonesia. Yoyok menggunakan bahasa satir: gaji pemain bola sebulan bisa dipakai untuk memberi makan orang sekampung.

Reaksi yang sangat wajar. Klub juga jadi pihak yang menderita dengan pandemi corona COVID-19. Rancangan bisnis mereka yang melibatkan pihak ketiga, sponsor buyar! Mereka tidak mendapat pemasukan sama sekali dari hasil penjualan tiket pertandingan karena kompetisi dihentikan.

Dan benar, kata Yoyok gaji pemain-pemain Liga 1 di atas rata-rata penghasilan orang biasa. Kisarannya menembus 1 hingga 2 miliar rupiah per musim. Saat teken kontrak, mereka sudah mendapat uang muka yang dipotong dari keseluruhan kontrak bervarisasi antara 10 hingga 25 persen. Intinya pemain masih bisa hidup.

APPI tak mau kalah dalam beragumen, mereka menyebut perjuangan mereka didasari fakta banyak di antara pesepak bola, terutama di kompetisi kasta kedua, bakal menerima gaji di bawah UMR ketika klub menjalankan intruksi PSSI.

Suara-suara yang meminta PSSI lebih baik menghentikan kompetisi mulai bermunculan.

“Saya tak mau berandai-andai. Lebih baik, kompetisi 2020 di-shutdown (dihentikan). Kita restart sepak bola Indonesia ke 2021, sehingga pemain dan klub dapat kepastian dan fokus ke musim 2021,” kata Haruna Somitro, manajer Madura United.

Wajar jika klub berkeras untuk memotong gaji pemain. Mereka dibayangi trauma penghentian kompetisi pada musim 2015 silam. Saat itu kompetisi disetop paksa Kemenpora, Imam Nahrawi, yang terlibat konflik dengan Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti.

Dampak Pandemi Virus Corona Terhadap PSSI

Dampak kerusakannya menyebar ke mana-mana. Karena tak siap dengan aturan pendukung di saat menghadapi kondisi, klub-klub terlibat utang dalam jumlah besar hingga bertahun-tahun.

“Saya trauma bertahun-tahun kalau mengingat kejadian itu. Saya dikejar-kejar banyak orang, utang klub ada di mana-mana. Bagaimana mau membayarnya? Persija tidak punya pemasukan, kesepakatan sponsorship buyar semua,” komentar Ferry Paulus yang beberapa tahun lalu menjabat sebagai Presiden Persija.

 Mochamad Iriawan alias Iwan Bule yang kurang dari setahun menahkodai PSSI, perlu belajar dari sejarah. Bukan bermaksud menakut-nakuti, pandemi corona COVID-19 bisa jadi lonceng kematian bagi sepak bola nasional.

Ribuan pesepak bola yang mengantungkan hidup dari merumput di lapangan terancam kehilangan periuk nasi. Cerita-cerita sedih, mereka berjualan

Iwan Bule dkk. melontarkan ide perubahan format kompetisi menjadi turnamen untuk mengakali durasi waktu yang terbuang karena pandemi.

Sepintas gagasan ini brilian, menjadi sebuah solusi untuk menghindari matinya roda bisnis sepak bola Indonesia. Lewat sebuah turnamen, Indonesia dengan cara instans bisa memunculkan klub-klub yang menjadi wakil di ajang AFC. Benarkah sesederhana itu?

Kalau kita telaat lebih dalam ide ini bisa menyimpan bom waktu yang punya daya ledak tinggi.

Pertanyaan mencuat: apakah PSSI sudah mengajak bicara pihak sponsor dan pemegang hak siar berkaitan dengan solusi ini?

Konsep kompetisi dan turnamen berbeda. Mulai dari durasi waktu, format pertandingan, aturan main dsb. Besaran uang sponsorship otomatis bakal tereduksi seiring perubahan tersebut. Apakah Shopee sebagai sponsor utama serta Grup EMTEK sebagai pemegang hak siar setuju dengan tetek-bengek perubahan ini?

Mereka tentu perlu menghitung ulang kalkukasi ekonomis penyelenggaraan sebuah turnamen pengganti kompetisi. Ya, bisa saja PSSI dengan gampang saja mengambil jalan tikus, membatalkan kesepakatan lawas dengan para mitra mereka dengan alasan force majeure, untuk kemudian mereka mencari kolega bisnis baru untuk mendanai turnamen ini.

Tapi tentu keputusan ini bakal jadi preseden buruk. PSSI tidak memproteksi mitra-mitra bisnis mereka yang bertahun-tahun mendukung pendanaan aktivitas organisasi.

Melihat hal itu, perusahaan-perusahaan lain mungkin bakal jiper diajak bekerja sama. Itu dengan logika dasar masih ada mitra kakap yang masih mau diajak kerja sama. Di tengah resesi ekonomi global imbas pandemi corona, banyak perusahaan-perusahaan besar ngos-ngosan bertahan hidup. Lantas dari mana PSSI dapat uang memutar turnamen?

Di tengah kepusingan mencari solusi terbaik mempertahankan eksistensi kompetisi, Mochamad Iriawan, diberondong masalah baru. Sekjen PSSI, Ratu Tisha, pada Senin (13/4/2020) secara mendadak mengumumkan pengunduran dirinya.

Ratu Tisha, yang baru tiga tahun terakhir berkecimpung di PSSI, kelihatannya jengah melihat kondisi internal federasi. Wanita asal Banten yang punya rapor mentereng sukses memenangi bidding Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2021, terjebak dalam situasi tak mengenakkan di bawah rezim baru kepengurusan PSSI.

Pendiri lembaga statistik olahraga Labbola tersebut jadi didapuk sebagai Sekjen PSSI di era kepengurusan Edy Rahmayadi. Ia jadi sosok vital mengendalikan organisasi di saat Edy tiba-tiba mengundurkan diri pasca kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2018 plus ditambah prahara kasus hukum match fixing yang mendera pengganti sementaranya, Joko Driyono.

 Bukan rahasia lagi, sudah menjadi kebiasaan umum di PSSI, posisi sekjen amat strategis dan kental dengan aroma politis. Oran-orang yang menduduki posisi ini adalah figur-figur kepercayaan orang nomor satu di PSSI. Mereka adalah sosok-sosok yang selalu bumber sang ketua dalam bereaksi dengan dunia luar. Baik dengan media, stakeholder olahraga, otoritas sepak bola internasional.

Para sekjen merepresetasikan sebuah rezim di PSSI. Mungkin hanya seorang Nugraha Besoes, yang dilahirkan sebagai sekjen tangguh, yang bisa tetap kukuh di posisinya di tiga kepengurusan PSSI: Kardono, Azwar Amaz, Nurdin Halid. Sisanya berumur pendek, karena mereka figur yang merepresentasikan kekuasaan sebuah rezim.

Tri Goestoro, Halim Mahfudz, Joko Driyono, hingga Azwan Karim, jabatannya sebagai sekjen berumur pendek mengikuti rezim kepengurusan yang mengangkat mereka. Ratu Tisha mungkin jadi contoh terkini.

Dicap bagian rezim Edy Rahmayadi dan Joko Driyono, wanita bergelar FIFA Master tersebut, diprediksi sejak awal bakal lengser cepat di era kepengurusan Mochamad Iriawan yang ingin melakukan perubahan perwajahan di PSSI.

Tanda-tanda terpinggirkannya Tisha sudah terlihat sejak awal kepengurusan berjalan. Ia yang sebelumnya kerap muncul ke publik, mendadak hilang di telan bumi. Mencuat rumor kalau hal itu merupakan instruksi Iwan Bule langsung, yang menginginkan sosok Cucu Soemantri yang jadi corong organisasi ke publik.

Permohonan maaf terbuka Iwan Bule seusai protes anggota DPR, Djohar Arifin Husin, soal beberapa hal berkaitan kinerja Ratu Tisha dalam Rapat Dengar Pendapat baru-baru ini, mempertegas kalau sang presiden federasi sudah tak menginginkan jasa sang sekjen.

Permintaan maaf terkesan naif, ketua PSSI seperti lupa bahwa protes dilakukan Djohar yang notabene pernah jadi bagian rezim di PSSI yang disingkirkan gerbong Joko Driyono. Ia tidak memproteksi bawahannya dari aksi balas dendam orang yang pernah sakit hati di masa lalu. Amat disayangkan.

Sebenarnya wajar saja jika Iwan Bule menginginkan sosok sekjen baru, sesuai ekspekstasinya. Lepas dari kinerja Tisha yang mentereng dan ia amat dicintai publik, secara fair kinerja wanita kelahiran 30 Desember 1985 masih punya banyak catatan.

Di eranya menduduki posisi sekjen, sejumlah kasus pengaturan skor di pentas kompetisi terjadi. Di sisi lain prestasi Timnas Indonesia di event internasional Piala AFF 2018 dan Kualifikasi Piala Dunia 2022 juga jeblok. Ia bagian dari rezim yang gagal. Intinya wanita lulusan ITB itu juga bukan sosok sempurna, walau tak terbantahkan ia sosok yang cukup kompeten membidani sekjen.

Kepergian sekjen jadi pekerjaan rumah bagi Mochamad Iriawan. Publik menanti jagoan baru yang akan dimunculkan sang Komisaris Jenderal Polisi Indonesia. Apakah sekjen baru bakal lebih berkualitas dibanding pendahulunya, atau malah lebih jeblok rapornya? Waktu yang bisa menjawab.

Dengan seakbrek masalah yang dihadapi, saya berharap Iwan Bule bisa fokus bekerja on the track mengurai dan mencari solusi terbaik menjaga kemapanan PSSI sebagai sebuah organisasi besar.

Beliau, wajib serius. Iya serius. Karena problematik yang dihadapi PSSI bukan sesuatu yang ringan. Tak bisa diselesaikan ucapan kata-kata manis tanpa ada langkah strategis nyata.

Bukan apa-apa jika masalah ini gagal dikendalikan, amat mungkin terjadi akan menjadi senjata makan tuan bagi sang pria kelahiran Jakarta, 31 Maret 1962. Ia bisa mengulang jejak kelam para pendahulunya yang akhirnya lengser sebagai nakhoda PSSI. Tapi saya masih percaya, Iwan Bule bisa melalui badai ini.

Deretan Pelatih Sepak Bola Indonesia Yang Turut Hadir Dalam Liga 1 2019
midatlanticsoccer

Deretan Pelatih Sepak Bola Indonesia Yang Turut Hadir Dalam Liga 1 2019

Deretan Pelatih Sepak Bola Indonesia Yang Turut Hadir Dalam Liga 1 2019 – Liga 1 2019 bakal bergulir dalam hitungan hari yakni dengan jadwal kick off pada 8 Mei 2019. Sama seperti edisi sebelumnya, klub-klub peserta masih mengandalkan mayoritas pelatih asing.

Sebanyak 11 klub Liga 1 2019 mengandalkan jasa pelatih asing. Artinya, hanya ada tujuh klub yang masih mempercayakan timnya pada pelatih lokal. idn slot

Jumlah tersebut hanya meningkat tipis jika dibandingkan dengan musim lalu. Pada Liga 1 2018, terdapat enam pelatih lokal yang berkarier di kompetisi teratas Indonesia itu. https://americandreamdrivein.com/

Hal ini menjadi bukti tim-tim mulai mempercayai kinerja pelatih lokal. Artinya, kualitas yang dimiliki pelatih lokal perlahan mulai bisa bersaing dengan sosok asing.

Terakhir kali pelatih lokal yang mampu membantu timnya meraih gelar adalah Djadjang Nurdjaman. Itu terjadi pada Liga Super Indonesia 2014 ketika Djanur membawa Persib Bandung menjadi juara.

Lantas, siapa saja pelatih lokal yang akan tampil di Liga 1 2019? Berikut ini tujuh sosok pelatih lokal yang siap beradu strategi dengan pelatih asing.

1.Djadjang Nurdjaman (Persebaya Surabaya)

Deretan Pelatih Sepak Bola Indonesia Yang Turut Hadir Dalam Liga 1 2019

Musim ini menjadi yang kedua buat Djadjang Nurdjaman bersama Persebaya Surabaya. Pada Liga 1 2018, pelatih berusia 60 tahun itu berhasil membuat Bajul Ijo bangkit dan finis di peringkat kelima. Sempat dipecat oleh Persebaya Surabaya tidak bisa menghalangi misi suci Djajang Nurdjaman menyelamatkan Barito Putera dari degradasi Liga 1.

Barito Putera sukses dibawa selamat ke posisi 13 Liga 1 2019 dengan perolehan 43 poin. Dengan keberhasilan membawa Barito Putera selamat dari jurang degradasi, menarik untuk menantikan sepak terjang Djajang Nurdjaman di Liga 1 musim depan.

Pencapaian yang tak buruk buat tim promosi seperti Persebaya. Musim ini, Djanur, sapaan akrab Djadjang Nurdjaman, berhasil mengantarkan Persebaya mencapai final Piala Presiden 2019.

Sayang, Persebaya gagal meraih gelar turnamen pramusim itu karena kalah agregat 2-4 dari Arema FC. Meski begitu, menarik rasanya untuk menantikan kiprah Persebaya di bawah komando Djanur pada Liga 1 2019.

2.Aji Santoso (Persela Lamongan)

Deretan Pelatih Sepak Bola Indonesia Yang Turut Hadir Dalam Liga 1 2019

Pelatih Persela, Aji Santoso, usai melawan Persija pada laga Liga 1 di SUGBK, Jakarta, Selasa (20/11). Persija menang 3-0 atas Persela. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Aji Santoso masih mendapatkan kesempatan menukangi Persela Lamongan pada Liga 1 2019. Padahal, musim lalu pencapaian Laskar Joko Tingkir tidak cemerlang dan finis di peringkat ke-13.

Selanjutnya ada Aji Santoso yang sukses mengantarkan Persebaya Surabaya jadi runner up Liga 1 2019 sekaligus membuka kesempatan untuk bermain di Piala AFC musim depan. Pasti bakal ada perdebatan mengenai Aji Santoso karena ia sendiri sebelumnya dipecat di Persela Lamongan pada awal musim.

Namun dengan pertimbangan ia mampu membawa Persebaya Surabaya naik peringkat sejak ditangani yaitu dari posisi kesembilan pada pekan ke-25 jadi finish di urutan 2. Di tangan Aji Santoso, Persebaya sukses meraih 5 kemenangan dan 2 hasil imbang, tanpa pernah sekalipun kalah.

Ini menjadi musim ketiga Aji Santoso bersama Persela. Pada Piala Presiden 2019, Aji hanya mampu membawa Persela mencapai babak perempat final sebelum dikandaskan Madura United dengan skor 1-2.

Kegagalan di Piala Presiden membuat Aji merombak semua pemain asing milik Persela. Kini, publik menanti tangan dingin Aji Santoso untuk membuat Persela menjadi tim kuda hitam di Liga 1 2019.

3..Jan Saragih (Perseru Badak Lampung)

Pelatih Badak Lampung FC, Jan Saragih, mendukung keberadaan VAR di Liga 1 musim 2019. (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Jan Saragih bukan sosok yang asing di kancah sepak bola Indonesia. Jan pernah menukangi Persija dan teranyar Bogor FC di Liga 3.

Kini, Jan Saragih mendapatkan kepercayaan untuk menukangi klub yang baru merger yakni Perseru Badak Lampung. Tugas berat akan menanti Jan Saragih yakni setidaknya untuk bisa membantu Perseru Badak Lampung tidak terdegradasi pada 2019.

Untuk mendukung kinerjanya di Perseru Badak Lampung, Jan Saragih sudah mendatangkan nama-nama pemain asing berkualitas. Mereka adalah trio Brasil Fernandinho, Marquinhos Carioca, Torres, hingga penggawa Jepang, Kunihiro Yamashita.

4..Jafri Sastra (PSIS Semarang)

Pelatih PSIS, Jafri Sastra. (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Jafri Sastra masih mendapatkan kesempatan untuk menukangi PSIS Semarang di Liga 1 2019. Pada musim perdananya, Jafri Sastra mampu mengantarkan Laskar Mahesa Jenar di posisi 10 klasemen akhir Liga 1 2018.

Pencapaian yang cukup untuk klub promosi tersebut. Kini, tugas berat menanti Jafri Sastra agar PSIS bisa lebih baik ketimbang musim lalu.

Menatap Liga 1 2019, Jafri Sastra memboyong trio Brasil, Claudir, Patrick Mota, dan Wallace Costa, yang dipadukan dengan kehadiran penggawa Jepang, Shohei Matsunaga. Menarik rasanya untuk menantikan racikan Jafri Sastra di PSIS musim ini.

5.Seto Nurdiantoro (PSS Sleman)

PSS Sleman, Seto Nurdiantoro. (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Seto Nurdiantoro berhasil mengantarkan PSS Sleman menjadi juara Liga 2 2018. Pencapaian itu otomatis membuat Elang Super Jawa promosi ke Liga 1 2019.

Tantangan sebenarnya kini akan dihadapi PSS di Liga 1 2019. Untuk mendukung kinerjanya di kompetisi teratas itu, manajemen PSS merekrut Guilherme Batata (Brasil), Alfonso de la Cruz (Spanyol), Yevhen Bokhashvili (Ukrania), dan Brian Ferreira (Irak).

Menarik rasanya menantikan kehadiran PSS di Liga 1 2019 bersama pemain-pemain tersebut. Apalagi PSS memiliki kelompok suporter yang fanatik dan siap memenuhi stadion ketika PSS bertanding.

6.Syafrianto Rusli (Semen Padang)

Pelatih Semen Padang, Syafrianto Rusli, saat melawan Bali United pada laga Piala Presiden 2019 di Stadion Patriot, Jawa Barat, Senin (11/3). Bali United menang 2-1 atas Semen Padang. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Tugas berat menanti Syafrianto Rusli bersama Semen Padang di Liga 1 2019. Jika gagal menunjukkan performa apik pada pekan-pekan awal, bukan tidak mungkin Syafrianto bakal dipecat Semen Padang.

Performa kurang meyakinkan pun sudah tercium pada Piala Presiden 2019. Semen Padang gagal lolos dari fase grup karena menelan dua kekalahan serta sekali menang.

Menarik menyaksikan aksi Semen Padang sebagai tim promosi di Liga 1 2019. Apalagi Kabau Sirah dihuni pemain semisal Jose Sardon (Argentina), Mario Barcia (Argentina), Karl Max Barthelemy (Chad), dan Shukurali Pulatov (Uzbekistan).

7.Rahmad Darmawan (Tira Persikabo)

Pelatih Tira Persikabo, Rahmad Darmawan saat pertandingan melawan Perseru Serui pada laga Piala Presiden 2019 di Stadion Si Jalak Harupat, Jawa Barat, Kamis (7/3). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Rahmad Darmawan mendapatkan kepercayaan menukangi Tira Persikabo di Liga 1 2019. Pria yang akrab disapa Coach RD itu langsung memberikan kejutan ketika mengantarkan The Army lolos dari fase grup Piala Presiden 2019.

Namun, Tira Persikabo akhirnya harus tersingkir karena kalah 1-3 dari Persebaya. Meski begitu, hal itu sudah menjadi bukti Tira Persikabo bakal menjadi kuda hitam di Liga 1 2019 bersama Coach RD.

Tira Persikabo merekrut Ciro (Brasil), Louise Parfait (Kamerun), Loris Arnaud (Prancis), hingga Khurshed Beknazarov (Tajikistan). Nama-nama tersebut siap menggebrak di Liga 1 2019.

Skandal Sepak Bola Indonesia Teratas
midatlanticsoccer

Skandal Sepak Bola Indonesia Teratas

Skandal Sepak Bola Indonesia Teratas – Pengaturan pertandingan, salah urus, dan campur tangan politik telah memastikan bahwa Indonesia yang gila sepak bola tetap menjadi raksasa yang tidak sportif dalam dunia Internasional. Berikut ini merupakan skandal-skandal yang pernah terjadi dalam pertandingan sepak bola Indonesia.

1. Memperbaiki Pertandingan Superstar

PSM Makassar vs Persebaya Surabaya

17 Juni 1961

Stadion Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur

PSM Makassar mendominasi liga Indonesia di akhir 1950-an dan awal 1960-an. Di antara bintang-bintangnya adalah beberapa pemain pasukan nasional, termasuk Ramang. Lionel Messi pada zamannya, Ramang terkenal karena gol tendangan sepedanya dan dianggap sebagai pemain Indonesia terbesar sepanjang masa. Cara dan citra pemenang PSM hancur dalam pertandingan melawan Persebaya di Jawa Timur. raja slot

Skandal Sepak Bola Indonesia Teratas

Setelah unggul 3–1, striker PSM mulai mengabaikan peluang mencetak gol dan membiarkan pertandingan berakhir pada 3–3. Sebuah penyelidikan oleh PSM menemukan Ramang dan rekan setimnya Noorsalam telah memperbaiki pertandingan untuk sindikat perjudian. Keduanya ditangguhkan selama satu tahun. Asosiasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) tidak menjatuhkan sanksi, yang memicu kecurigaan keterlibatan. Beberapa klub, seperti Persib Bandung, mulai merekrut personel militer senior sebagai ofisial tim, berharap ini dapat melindungi pemain mereka dari godaan oleh pemecah pertandingan. www.americannamedaycalendar.com

2. Suap Pasukan Nasional

Indonesia vs Vietnam Selatan All-Stars

Skandal Sepak Bola Indonesia Teratas

Pemanasan untuk Asian Games

19 Februari 1962

Stadion Ikada, Jakarta

Presiden pendiri Sukarno menaruh hati pada emas sepakbola ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games ke-4 pada tahun 1962. Persiapan dimulai bertahun-tahun sebelumnya. Hotel Indonesia, Monumen Selamat Datang dan Stadion Senayan semuanya dibangun. Tim nasional telah dipelihara selama hampir satu dekade oleh Antun ‘Toni’ Pogacnik, mantan pemain untuk Kroasia dan Yugoslavia. Dia mengumpulkan 30 pemain terbaik Indonesia. Pertandingan pemanasan dimainkan melawan tim-tim Eropa dan Asia. Pada Januari 1962, Indonesia mengalahkan Thailand 7-1. Bulan berikutnya, Indonesia diperkirakan akan mengalahkan Vietnam Selatan. Tetapi pada malam pertandingan, 16 anggota pasukan dijatuhkan karena dicurigai menerima suap. Sepuluh yang terbaik dinyatakan bersalah dan menerima larangan seumur hidup. Tersisa hanya dengan 14 pemain, Indonesia kalah 1-2. Lima bulan kemudian, Indonesia bahkan tidak bisa mencapai semi-final Asian Games, kalah di babak penyisihan grup dari saingan berat Malaya.

3. Mafia wasit

Liga Nasional

1980-an 1990-an

Pada tahun 1997, pelatih Persikab Bandung, Endang Sobarna, meniup peluit karena maraknya pengaturan pertandingan yang melibatkan wasit. PSSI pada tahun 1998 membentuk penyelidikan dan mendapati bahwa kepala Komite Wasitnya, Jafar Umar, dan 14 wasit lainnya telah melakukan kecurangan. Jafar telah lama dikabarkan sebagai ayah baptis pengaturan pertandingan, menerima “upeti” dari manajer di liga profesional dan amatir. Polisi membatalkan penyelidikan atas kasus tersebut setelah PSSI menjatuhkan sanksi. Jafar menerima larangan bermain selama 20 tahun dari sepakbola. Dia mengklaim bahwa dia hanyalah kambing hitam bagi para pejabat PSSI yang mengendalikan pengaturan pertandingan. Dia meninggal pada 2012 tanpa secara terbuka menyebut nama para pejabat. Tuduhan pengaturan pertandingan terus berlanjut.

4. Disengaja memiliki tujuan sendiri

Indonesia vs Thailand

5 September 1998

Piala Tiger (Kejuaraan Federasi Sepak Bola ASEAN ke-2)

Kota Ho Chi Minh, Vietnam

Indonesia dan Thailand sama-sama ingin kehilangan pertandingan terakhir fase grup mereka di Piala Tiger. Pemenang harus bermain semifinal melawan tuan rumah Vietnam di Hanoi, sedangkan yang kalah akan menghadapi prospek Singapura yang tampaknya lebih mudah. Di babak kedua, kedua tim mencetak gol di tengah pertahanan setengah hati di lapangan berlumpur. Dengan pertandingan imbang 2-2 setelah 90 menit, bek Indonesia Mursyid Effendi sengaja menendang gol bunuh diri di injury time, memberi Thailand kemenangan 3-2 yang tidak diinginkan. FIFA mendenda kedua tim US $ 40.000 karena melanggar semangat permainan, dan Effendi menerima larangan seumur hidup dari sepakbola internasional. Singapura akhirnya mengalahkan Vietnam 1-0 di final.

5. Nurdin Halid

Dari tahun 2003 hingga 2011, PSSI dijalankan oleh Nurdin Halid, seorang pengusaha terkenal korup dan pejabat dari Partai Golkar yang sebelumnya berkuasa. Pada Agustus 2005, ia dijatuhi hukuman dua tahun dan enam bulan penjara karena penyelundupan beras yang menelan biaya negara Rp28,5 miliar (kemudian setara dengan US $ 3,1 juta). Dia terus menjalankan PSSI dari penjara dan dibebaskan pada Agustus 2007. Bulan berikutnya, dia dijatuhi hukuman dua tahun penjara dan didenda Rp30 juta (US $ 3.200) atas penggelapan dana Rp160 miliar (US $ 17,8 juta) dalam dana negara yang dialokasikan untuk penyediaan minyak goreng diskon untuk orang miskin. Dia tetap di pucuk pimpinan PSSI dan dirilis pada November 2008. Pada 2011, FIFA (yang sendiri tidak asing dengan korupsi) akhirnya memutuskan bahwa Nurdin mungkin bukan orang terbaik yang akan menjalankan sepakbola Indonesia dan melarang dia berdiri untuk masa jabatan ketiga sebagai PSSI ketua. Juga pada tahun 2011, sebuah pengadilan di Kalimantan Timur mengungkapkan Nurdin telah menyelusup Rp100 juta yang digelapkan dari sebuah klub lokal. Nurdin baru-baru ini mencalonkan diri sebagai gubernur provinsi Sulawesi Selatan dengan platform anti-korupsi.

6. Liga Rival

2010-2014

Indonesian Premier League (IPL), diawasi oleh PSSI Nurdin Halid, dilemparkan ke dalam kekacauan pada 2010 ketika Liga Super Indonesia (ISL) yang memisahkan diri dibentuk oleh taipan minyak Arifin Panigoro. Beberapa klub mencoba bermain di kedua liga. Beberapa bangkrut ketika sponsor menjauh. Dua pemain asing meninggal, tidak mampu membayar perawatan medis setelah tidak dibayar. Sebagian besar pemain terbaik negara itu bergabung dengan ISL, jadi PSSI mencegah mereka bermain untuk tim nasional. FIFA akhirnya turun tangan dan dua liga bergabung pada 2014 sebagai ISL, sementara IPL dibubarkan.

7. Bahrain 10-0 Indonesia

29 Februari 2012

Pertandingan kualifikasi (Zona Asia) untuk Piala Dunia FIFA 2014

Stadion Nasional Bahrain

Menjelang pertandingan, Bahrain harus mencetak setidaknya sembilan gol untuk memiliki peluang maju ke babak berikutnya. Indonesia tidak bisa maju, setelah kebobolan 16 gol (dan mencetak 3) dalam kehilangan lima pertandingan pertamanya di grup. Dalam waktu tiga menit permainan, kiper Indonesia Samsidar menerima kartu merah. Bahrain kemudian menyerahkan Indonesia kekalahan terburuk yang pernah ada. Spekulasi merebak bahwa Indonesia telah melempar pertandingan. PSSI telah menurunkan pasukan yang tidak berpengalaman, karena pemain yang terlibat dalam Liga Super Indonesia yang pemberontak dilarang masuk. Pelatih Indonesia Aji Santaso menerima larangan empat pertandingan dan didenda 6.000 franc Swiss karena mengklaim wasit Lebanon telah disuap. FIFA melakukan investigasi pengaturan pertandingan tetapi tidak pernah mengumumkan hasilnya. Kerugian terburuk Indonesia sebelumnya adalah 0-9 untuk Denmark pada 1974.

8. Pemain memaksa wasit untuk menghentikan pertandingan

Persibo Bojonegoro vs JC Sun Hei

9 April 2013

Piala Asia AFC

Stadion Mong Kok, Kowloon, Hong Kong

Tertinggal 8-0 di babak kedua, klub Jawa Timur Persibo tidak mampu menghentikan serangan oleh Sun Hei dari Hong Kong. Tiba-tiba, pemain Persibo mulai pingsan, pura-pura terluka. Dengan hanya enam pemain Persibo yang tersisa di lapangan, wasit terpaksa meninggalkan pertandingan pada menit ke-65, memberikan kemenangan kepada Sun Hei, karena peraturan menyatakan tim harus memiliki minimal tujuh pemain untuk melanjutkan permainan. Persibo tidak ingin berada di Hong Kong karena tidak memiliki sponsor untuk penerbangan dan akomodasi. Tetapi klub akan didenda karena tidak tampil, jadi 12 pemain amatir diterbangkan pada menit terakhir. Klub tidak mampu membayar tiga bintang asingnya untuk bermain di luar negeri. Pelatih Gusnul Yakin meminta maaf atas kinerja tim, dengan mengatakan para pemain terpengaruh oleh kedatangan mereka yang terlambat pada pagi hari pertandingan dan oleh kurangnya dana. Beberapa penggemar mencurigai garis skor direkayasa untuk sindikat taruhan.